Tampilkan postingan dengan label lebih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lebih. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2013

Lebih dari setengah pengguna android pakai Jelly Bean

Jakarta (ANTARA News) - Android 4.3 Jelly Bean luncur lebih dulu sebelum Android 4.4 KitKat.

Menurut statistik terbaru yang dipublikasikan Google,  52 persen dari semua pengguna perangkat Android saat ini menggunakan Jelly Bean..

Hal ini juga dikarenakan Android Jelly Bean memiliki beberapa versi, Android 4.1.x Jelly Bean, Android 4.2.x Jelly Bean, dan Android 4.3 Jelly Bean, serta masih ada beberapa fragmentasi.

Menariknya, android Froyo (Frozen Yoghurt) lebih banyak digunakan daripada Honeycomb yang lebih baru dan pada awalnya dirancang untuk tablet.

Sementara Gingerbread memiliki persentase terbesar kedua 26.3 persen dan diikuti oleh Ice Cream Sandwich 19.8 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap iterasi Android yang dirilis, Google dan mitranya terus melakukan perbaikan  untuk  pengguna

Jadi menarik untuk melihat bagaimana pencapaian Android 4.4 KitKat di masa mendatang, demikian seperti dilansir dari laman Ubergizmo.


View the original article here

Irit BBM lebih diutamakan

ilustrasi (reuters)

Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan konsultasi mobil, Motorpace Inc menyurvei 3.000 konsumen tentang pertimbangan efisiensi bahan bakar, kinerja, kebiasaan mengemudi dan atribut lainnya sebelum membeli mobil.

Hasilnya, 68 persen menyatakan lebih mengutamakan efisiensi bahan bakar daripada kinerja mobil. 62 persen menyatakan akan membeli beberapa merek mobil untuk mendapatkan model dengan bahan bakar paling hemat.

Namun hanya 48 persen yang mempertimbangkan kendaraan ramah lingkungan.

Penelitian ini dilakukan terhadap responden yang berencana membeli atau menyewa mobil dalam tiga tahun ke depan.

Sementara itu, hanya 31 persen responden yang menyatakan pentingnya teknologi baru yang inovatif sebagai pertimbangan membeli sebuah powertrain.

"Powertrain merupakan isu penting saat ini karena keputusan konsumen sebagian besar didasarkan pada kinerja powertrain," kata Bryan Krulikowski, Wakil Presiden Morpace.

70 persen responden menyatakan keandalan hal paling penting untuk membeli kendaraan, sementara 69 persen menyatakan pentingnya hemat bahan bakar dan 67 persen menyebut biaya operasional.

"Yang jelas tahun ini dampak signifikan yang paling dipertimbakan konsumen adalah mobil hemat bahan bakar," kata Krulikowski seperti dikutip autonews.com. Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2013


View the original article here

Jumat, 08 November 2013

Vettel Dianggap Lebih Hebat dari Schumacher

VIVAnews – Sebastian Vettel mungkin belum memiliki gelar juara dunia Formula One sebanyak Michael Schumacher. Tapi menurut mantan pembalap Formula One, Stirling Moss, Vettel sudah lebih hebat dibanding Schumi.

Sterling memuji driver Red Bull Racing itu setelah finis terdepan di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, akhir pekan lalu, sekaligus memenangkan balapan tujuh kali beruntun. Kemenangan di Abu Dhabi sendiri hanya berselang sepekan setelah Vettel memastikan diri menjadi juara dunia F1 2013.
“Schumacher adalah pembalap hebat. Kontribusi terbesar Michael adalah ketika performa Ferrari menurun. Dia membawa beberapa desainer mobil untuk bekerja di Ferrari” jelas Moss, seperti dilansir Mirror, Selasa 5 November 2013.

“Tapi jika berbicara tentang pembalap besar, saya tidak berpikir Schumi. Saya tidak mengatakan dia buruk. Dia hebat, memberi tanda tangan untuk para penggemar, tapi Vettel adalah sesuatu yang lain,” ungkapnya. 

Moss juga mencoba membandingkan jika Schumi dan Vettel adu balap pada eranya dulu, sekitar 60 tahun yang lalu. Pria asal Inggris ini tetap menilai Vettel akan lebih unggul dibanding Schumi, sebab pembalap berusia 26 tahun ini seorang pembalap yang luar biasa. "Vettel  pria yang luar biasa, seorang driver yang luar biasa,” sanjung Moss. 

Moss mengaku sebagai fans berat Vettel. "Dia masih begitu muda dan dia masih mungkin untuk memenangkan 10 gelar juara dunia,” urai pria berusia 84 tahun ini.

Mau lihat berita menarik lainnya, klik di sini


View the original article here

Rabu, 06 November 2013

Lebih dari setengah pengguna android pakai Jelly Bean

Jakarta (ANTARA News) - Android 4.3 Jelly Bean luncur lebih dulu sebelum Android 4.4 KitKat.

Menurut statistik terbaru yang dipublikasikan Google,  52 persen dari semua pengguna perangkat Android saat ini menggunakan Jelly Bean..

Hal ini juga dikarenakan Android Jelly Bean memiliki beberapa versi, Android 4.1.x Jelly Bean, Android 4.2.x Jelly Bean, dan Android 4.3 Jelly Bean, serta masih ada beberapa fragmentasi.

Menariknya, android Froyo (Frozen Yoghurt) lebih banyak digunakan daripada Honeycomb yang lebih baru dan pada awalnya dirancang untuk tablet.

Sementara Gingerbread memiliki persentase terbesar kedua 26.3 persen dan diikuti oleh Ice Cream Sandwich 19.8 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap iterasi Android yang dirilis, Google dan mitranya terus melakukan perbaikan  untuk  pengguna

Jadi menarik untuk melihat bagaimana pencapaian Android 4.4 KitKat di masa mendatang, demikian seperti dilansir dari laman Ubergizmo.


View the original article here

Tidur lebih cepat hindarkan obesitas anak

Ilustrasi foto kegemukan pada anak. (healthwireblog.com)

Peran penting dari tidur harus lebih dikembangkan."
Jakarta (ANTARA News) - Anak yang tidur malam lebih cepat dapat menjadi cara mudah terhindar dari kegemukan berlebihan (obesitas), demikian hasil riset Temple University di Philadelphia, Amerika Serikat (AS).

"Penemuan ini menyebutkan bahwa meningkatkan jam tidur anak dalam usia sekolah pada malam hari bisa memberikan pengaruh penting terhadap pencegahan sekaligus perawatan terhadap obesitas," kata Dr Chantelle Hart dari Temple University layaknya dikutip Daily Mail.

Para peneliti dalam riset tersebut menemukan bahwa obesitas pada anak-anak tidak hanya dipicu makanan cepat saji, minuman manis dan kurangnya aktivitas di luar ruangan, ujarnya.

Ia menyatakan, "Peran penting dari tidur harus lebih dikembangkan."

Penelitian yang dipublikasikan jurnal Pediatrics itu mencatat, kurang tidur juga disebut sebagai salah faktor penting obesitas pada anak.

Peneliti menemukan hasil setelah menyesuaikan pola tidur pada 37 anak berusia 8 hingga 11 tahun, dan satu dari empat anak ditemukan kelebihan berat badan (obesitas).

Pada minggu pertama penelitian, anak-anak diminta untuk tidur sesuai dengan jumlah yang dianjurkan, pada minggu kedua anak-anak tersebut memiliki jam tidur yang acak, ada yang dikurangi ada yang ditambah. Adapun di minggu ketiga jadwal tidur mereka diballik.

Ketika anak-anak meningkatkan jumlah jam tidur mereka, ternyata mereka dilaporkan mengonsumsi rata-rata 134 kalori lebih sedikit setiap hari dan berat badannya turun 250 gram.

Riset tersebut menunjukkan pula bahwa anak-anak memiliki tingkat puasa yang lebih kecil dari hormon leptin yang mengatur rasa lapar. (*)


View the original article here