Jumat, 22 Februari 2013

Test Knalpot Aftermarket Nissan March, Efisien Dongkrak Tenaga

Populasi Nissan March cukup banyak di Tanah Air. Namun, tak disangkal aksesori peningkat performa dari mesin Nissan HR12DE berkapasitas 1.200 cc nya sangat jarang. Memang, ada versi resmi exhaust system dari Nismo yang dilego dengan harga di atas Rp 12 jutaan. Namun, kini sudah ada versi aftermarket loh, rancangan bengkel Standar Adi Knalpot (SAK) di kawasan Gunung Sahari, Jakpus (gbr.1). Dari segi bahan, tentunya berbeda knalpot Nismo yang asli, serta buatan SAK yang menjualnya dengan nama Kansai. Tetapi untuk ukuran serta perhitungan desain header, serta 3 bagian lain dari knalpot (gbr.2), SAK merancangnya demi meningkatkan performa Nissan March dan masih cocok digunakan sehari-hari. "Diameter pipa lebih besar, serta katalisnya pun tak digunakan lagi," ungkap Ben Yamin Irianto dari SAK. Tetapi tak perlu khawatir, pemasangannya plug and play sesuai semua dudukan baut dan gantungan knalpot asli yang tak perlu diubah-ubah. Pemasangannya kurang lebih sekitar 2 jam. "Pelepasan katalis saja, biasanya sudah bisa menaikkan tenaga mesin," ujar M Soleh Yusuf dari Sigma Speed, di Kawasan Pancoran, Jaksel. Tentunya, hasil peningkatan tenaga dan torsi perlu parameter ukur yang lebih pasti, untuk itu pengujian melalui dynamometer pun dilakukan. Selanjutnya mmenghitung output tenaga Nissan March dengan knalpot standar dan yang sudah dipasangi Kansai. Perbedaannya, torsi bawah terasa lebih meningkat, sementara untuk putaran atas, memang tak terlalu terasa, karena tarikannya sudah lebih berisi dari bawah. Putaran menengah, sekitar 3.000-4.500 rpm masih sedikit ada gejala lag meski langsung tereliminasi dengan menekan pedal gas lebih dalam, dan torsi serta tenaga lebih besar langsung terasa dengan spontan. Otomatis, gejala lag tak jadi berkelanjutan. Hasil yang didapat, terlihat peningkatan torsi cukup signifikan mulai dari 1.500 rpm. Dengan knalpot standar 78,4 Nm sementara Kansai 82,6 Nm. Semakin tinggi putarannya pun semakin naik torsinya. Torsi puncak dengan knalpot standar, 112,4 Nm/4.500 rpm, sementara torsi teratas dengan knalpot Kansai 116,8 rpm/5.500 rpm. Tampak powerband bergeser menjadi lebih tinggi. Dengan Kansai, di putaran 4.500 rpm (torsi puncak di knalpot standar), menjadi 117,1 Nm. Pada tabel (gbr.3 dan 4), tampak dua buah knalpot Kansai yang dicoba, tetapi untuk versi ‘jualan' akan dipakai yang menghasilkan angka terbaik. "Satu set dengan pasang, Rp 5.750 ribu," ungkap Ben. Pertanyaan lanjutan, tentu soal konsumsi bahan bakar. Tak terlalu jauh perbedaan konsumsi bahan bakarnya. Dengan penggunaan kondisi macet di Jakarta, konsumsi 1 Liter untuk 12 kilometer masih bisa didapat. (mobil.otomotifnet.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar