
Tampilan mobil yang resik dapat mencerminkan
kepribadian pemiliknya. Terutama, kondisi cuaca
akhir-akhir ini. Hujan membuat kendaraan jadi
lebih cepat kotor. Pemilik pun harus lebih sering
mengunjungi tempat cuci atau salon mobil.
Namun begitu, jangan langsung pasrah kepada
tukang cuci. Sebab, tak sedikit usai dicuci ada
komponen yang tidak berfungsi, bahkan sampai
mesin tidak mau di-starter. Makanya nih, ada
bagian-bagian tertentu yang wajib diperhatikan.
Apa saja sih?
ATUR TEKANAN
Proses mencuci biasanya dilakukan normal
dengan disiram biasa atau pakai alat semprot
bertekanan. Apalagi, sekarang banyak dijual
beragam alat semprot untuk membersihkan mobil
sendiri di rumah.
Menilik modelnya, ada yang butuh pompa air atau
kompresor tekanan tinggi. Alatnya juga bervariasi,
misal ujung noselnya dapat disetel agar
semprotan airnya lurus atau menyebar. Atau
tekanan airnya yang bisa disetel, tergantung
ukuran kompresornya.
Nah, jika dilakukan sebatas normal, tidak ada
yang perlu dikhawatirkan. Namun, jangan sampai
juga main asal semprot. "Jika menggunakan alat
semprot bertekanan, perhatikan bagian
kelistrikan," ujar Margo, pemilik bengkel cuci
mobil Planet Car Wash di Jln. Panjang No.5,
Kebon jeruk, Jakbar.
Misal dinamo starter. Kalau kemasukan air bisa
terjadi korsleting, otomatis tidak ada pengapian
dan mesin pun tidak mau dihidupkan. Klakson
juga bisa tidak berfungsi karena kabel-kabelnya
lepas akibat kena air bertekanan tinggi.
"Sebab pernah ada kejadian orang mencuci mobil
sendiri, karena tidak tahu dan main siram saja,
klaksonnya tidak bunyi," katanya. Waspada juga
untuk klakson model keong, perhatikan arah
corong klakson supaya air enggak mudah masuk.
Sebaiknya, hadapkan klakson ke bawah.
Patut dicermati juga lokasi tempat sekring. Kalau
tekanan air cukup kencang, air dapat menyusup
dari sela-sela penutup boks sekring. Pernah juga
kejadian mobil matik yang soket inhibitornya
kemasukan air, sistem jadi error dan tidak bisa
membaca posisi gigi transmisi.
"Soket-soket lampu juga rentan dari semprotan.
Begitu pula aki, makanya kepala aki plus biasanya
kita tutup," timpal Muhammad Uchen, kru bengkel
OTOMOTIF Service Stasion (OSS) di Jalan
Panjang No.8A, Jakbar.
Untuk itu proses penyemprotan juga ada caranya.
Kalau yang high pressure pakai kompresor,
usahakan jarak nosel penyemprot jangan terlalu
dekat.
"Jarak aman minimal setengah meter. Kalau kena
tangan dalam jarak 5 cm saja, kulit bisa sobek
karena kesenggol air semprotan bertekanan
tinggi," cerita Margo.
Termasuk menyemprot kolong dan bodi. Jika
pakai penyemprot tekanan tinggi, untuk kolong
jarak alat semprot boleh lebih dekat agar kotoran
seperti lumpur bisa rontok. Tapi, hati-hati sama
antikarat yang rentan terlepas juga ya. Ketika
menyemprot bodi, jarak normal sekitar 20 cm
dengan terus menggerakkan alat semprot.
Untuk mesin, agak dijauhkan agar daya semprot
tidak terlalu kuat. "Sebetulnya mencuci mesin
dengan semprot itu semua berdasarkan
permintaan pelanggan. Jika tidak, kita tak akan
melakukannya karena tidak mau ambil risiko," urai
Margo.
Kalaupun tidak mau disemprot, saat pengeringan,
mesin dilap, disemprot pakai angin untuk
membersihkan semua debu. Bahkan ada juga yang
membersihkan mesin dengan menyemprotkan uap
untuk merontokkan debu-debu.
"Dengan menyemprot uap, begitu uap menyentuh
permukaan bagian mesin, langsung hilang uapnya.
Lebih aman untuk mobil-mobil yang banyak
kelistrikannya dan hasilnya lebih bersih," urai
Daniel Saputra, manajer bengkel salon mobil
ShowCar Garage di Jln. Meruya Ilir Raya No.191,
Jakbar.
Untuk mobil-mobil tahun '90 ke bawah, Margo
tidak menyarankan bagian kolong atau mesin
dicuci pakai penyemprot bertekanan. Sementara,
Daniel tidak merekomendasi mobil tahun 2000 ke
bawah atau 7 tahun ke bawah untuk dicuci
mesinnya, karena masih banyak bagian yang
terbuka.
Nah, jadi jangan asal tinggal saat mobil masuk
bengkel cuci mobil. Kalau perlu, kasih tahu bagian
mana yang tidak boleh kena semprot, terutama
mobil yang sudah dimodifikasi, karena banyak
alat-alat kelistrikan tambahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar