
Populasi Nissan March cukup banyak di Tanah
Air. Namun, tak disangkal aksesori peningkat
performa dari mesin Nissan HR12DE berkapasitas
1.200 cc nya sangat jarang. Memang, ada versi
resmi exhaust system dari Nismo yang dilego
dengan harga di atas Rp 12 jutaan.
Namun, kini sudah ada versi aftermarket loh,
rancangan bengkel Standar Adi Knalpot (SAK) di
kawasan Gunung Sahari, Jakpus (gbr.1). Dari segi
bahan, tentunya berbeda knalpot Nismo yang asli,
serta buatan SAK yang menjualnya dengan nama
Kansai. Tetapi untuk ukuran serta perhitungan
desain header, serta 3 bagian lain dari knalpot
(gbr.2), SAK merancangnya demi meningkatkan
performa Nissan March dan masih cocok
digunakan sehari-hari.
"Diameter pipa lebih besar, serta katalisnya pun
tak digunakan lagi," ungkap Ben Yamin Irianto
dari SAK. Tetapi tak perlu khawatir,
pemasangannya plug and play sesuai semua
dudukan baut dan gantungan knalpot asli yang tak
perlu diubah-ubah. Pemasangannya kurang lebih
sekitar 2 jam.
"Pelepasan katalis saja, biasanya sudah bisa
menaikkan tenaga mesin," ujar M Soleh Yusuf dari
Sigma Speed, di Kawasan Pancoran, Jaksel.
Tentunya, hasil peningkatan tenaga dan torsi perlu
parameter ukur yang lebih pasti, untuk itu
pengujian melalui dynamometer pun dilakukan.
Selanjutnya mmenghitung output tenaga Nissan
March dengan knalpot standar dan yang sudah
dipasangi Kansai. Perbedaannya, torsi bawah
terasa lebih meningkat, sementara untuk putaran
atas, memang tak terlalu terasa, karena tarikannya
sudah lebih berisi dari bawah.
Putaran menengah, sekitar 3.000-4.500 rpm
masih sedikit ada gejala lag meski langsung
tereliminasi dengan menekan pedal gas lebih
dalam, dan torsi serta tenaga lebih besar langsung
terasa dengan spontan. Otomatis, gejala lag tak
jadi berkelanjutan.
Hasil yang didapat, terlihat peningkatan torsi
cukup signifikan mulai dari 1.500 rpm. Dengan
knalpot standar 78,4 Nm sementara Kansai 82,6
Nm. Semakin tinggi putarannya pun semakin naik
torsinya. Torsi puncak dengan knalpot standar,
112,4 Nm/4.500 rpm, sementara torsi teratas
dengan knalpot Kansai 116,8 rpm/5.500 rpm.
Tampak powerband bergeser menjadi lebih tinggi.
Dengan Kansai, di putaran 4.500 rpm (torsi
puncak di knalpot standar), menjadi 117,1 Nm.
Pada tabel (gbr.3 dan 4), tampak dua buah
knalpot Kansai yang dicoba, tetapi untuk versi
‘jualan' akan dipakai yang menghasilkan angka
terbaik. "Satu set dengan pasang, Rp 5.750 ribu,"
ungkap Ben.
Pertanyaan lanjutan, tentu soal konsumsi bahan
bakar. Tak terlalu jauh perbedaan konsumsi bahan
bakarnya. Dengan penggunaan kondisi macet di
Jakarta, konsumsi 1 Liter untuk 12 kilometer
masih bisa didapat. (mobil.otomotifnet.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar