VIVAnews - Debut saham Twitter, Inc di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, meluncur manis. Pada perdagangan perdananya, saham situs mikroblog itu mampu meraup keuntungan 72,7 persen dan ditutup pada level US$44,9.
"Produk Twitter adalah salah satu yang paling menakjubkan yang pernah saya lihat dalam 31 tahun investasi di bidang teknologi," kata Roger McNamee, salah satu pendiri Elevation Partners kepada CNBC, Kamis 7 November 2013, waktu setempat.
Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati menyikapi masa depan kinerja perusahaan jejaring sosial tersebut. Sebagian pengamat khawatir antusiasme investor terhadap saham Twitter bisa melampaui fundamental perusahaan.
Bob Peck, analis pertama yang merekomendasikan "buy" pada saham Twitter, juga mengingatkan investor untuk tidak terlalu terkesan dengan debut saham berkode TWTR itu.
Sebelumnya, Twitter menetapkan harga saham untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebesar US$26 per unit. Dengan harga ini perusahaan mengharapkan IPO ini menjadi yang paling menarik sejak Facebook telah membuat debut yang mencengangkan di lantai bursa pada tahun lalu.
Seperti diberitakan Marketwatch, harga saham ini meningkatkan nilai IPO Twitter menjadi US$1,82 miliar dan masuk dalam debut terbesar kedua di bursa untuk perusahaan berbasis internet. Bahkan, disebutkan melampaui IPO Google pada 2004.
Saham Twitter mulai diperdagangkan pada Kamis 7 November 2012 di Bursa Efek New York, Amerika Serikat.
Perusahaan awalnya menetapkan kisaran harga US$17 hingga US$20 per saham, kemudian dinaikan menjadi US$23 hingga US$25, karena melihat permintaan yang amat kuat dari pelaku pasar.
Twitter menjual 70 juta saham dalam penawaran umum perdana ini, atau sekitar 13 persen dari total saham yang beredar. Jumlah saham yang dilepas Twitter lebih kecil dibanding saat Facebook melakukan IPO. Saat itu, Facebook menawarkan lebih dari 421 juta saham, mewakili 20 persen saham yang beredar.
Harga US$26 itu memberikan Twitter kapitalisasi pasar sekitar US$14 miliar. Kondisi ini menempatkan posisinya di atas perusahaan internet layanan sosial media lainnya seperti Groupon dan Yelp, tetapi masih di bawah Linkedin yang kapitalisasi pasarnya mencapai US$26,8 miliar atau Facebook sekitar US$120,2 miliar.
Dalam wawancara dengan CNBC, CEO Twitter, Dick Costolo, mengatakan bahwa perusahaan meyakini peningkatan harga saham IPO ini akan tetap mengundang "antusiasme" di pasar.
Menurut Costolo, perusahaan telah melakukan road show dan mengetahui bahwa para investor potensial sudah sangat familiar dengan Twitter. Ini mencerminkan betapa Twitter telah begitu kuat.
"Itu antusiasme dari investor dan mereka gunakan sendiri produk ini, dari basis user dan kemudian dari potensinya atas platform monetisasi sudah terlihat fantastis," kata Costolo. (ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar