
Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat
membicarakan mobil listrik Tucuxi tanpa girboks
menyebabkan dia mengalami kecelakaan. Mobil
terus meluncur dan lajunya tidak bisa dipelankan
dengan cara menurunkan gigi ke urutan rendah.
Penggunaan girboks pada mobil listrik sebenarnya
tidak perlu. Sebab, motor listrik pada mobil listrik
lah yang akan menggerakkan roda. Kecepatan
akselerasi mobil listrik tanpa girboks tergantung
besaran motor listrik yang digunakan.
"Girboks itu untuk menambah dan mengurangi
akselerasi. Nah, pada dasarnya mobil listrik itu
tidak perlu girboks karena motor listriknya lah
menggerakkan roda. Kalau mobil listrik tidak pakai
girboks maka perlu motor listrik besar agar
akselerasi lebih cepat," kata pengamat otomotif
yang juga pengajar ITB Tri Yuswidjajanto kepada
detikOto, Jumat (11/1/2013).
Menurutnya pilihan itu-lah yang digunakan
perancang Tucuxi, Danet Suryatama. Namun di sisi
lain, dia pun tidak menyalahi jika ada mobil listrik
yang menggunakan girboks.
Seperti di Indonesia. Mobil listrik Evina buatan
Dasep asal Depok menggunakan girboks dan
sebagai perbandingan mobil listrik yang tidak
menggunakan girboks adalah Tucuxi.
Semuanya lanjut Tri, memiliki keunggulan masing-
masing dan ide sang pembuat itu sendiri. Kendati
demikian, dia menambahkan biasanya mobil listrik
itu tidak menggunakan girboks seperti mobil
konvensional.
"Tucuxi adalah sistem terkini yang tidak
menggunakan girboks. Walhasil mobil melaju
berdasarkan besaran daya yang disuplai ke motor
listrik. Motor listrik mengirimkan daya ke bagian
roda. Jadi konsepnya kalau mobil listrik masih
menggunakan girboks, umumnya ketika akselerasi
masih memanfaatkan girboks. Kalau punya Dahlan
ini tidak," imbuh Tri.
Sementara itu jika membahas sistem pengereman
mobil listrik Tucuxi, harusnya mobil tersebut
dibantu dengan sistem pengereman yang lebih
kuat. Soalnya Tucuxi memiliki motor listrik setara
dengan mesin konvensional 3.500 cc. Artinya
energi motor sangat kuat.
Untuk menghalau laju mobil Tucuxi, diharuskan
menggunakan sistem pengereman yang handal.
Tidak seperti mobil listrik dengan girboks yang
bisa menahan laju kendaraan dengan rem dan
transmisi.
"Kalau mobil listrik dengan girboks bisa menahan
laju dengan cara mengerem dan mengandalkan
transmisi. Dan sistem rem mobil listrik tanpa
girboks harsunya lebih baik," pungkas Tri.
Pada kasus Dahlah, Tri menegaskan sebenarnya
tidak perlu terjadi jika rem berfungsi secara
normal.
Sementara itu Ketua Bidang Marketing dan
Komunikasi Asosiasi Automotive Nusantara (Asia
Nusa) Dewa Yuniardi menuturkan penggunaan
girboks untuk mobil listrik masih menjadi
perdebatan bagian para insinyur.
Soalnya hampir 90 persen mobil listrik yang sudah
diproduksi dibuat tidak menggunakan girboks untuk
memindahkan tenaga yang dihasilkan motor ke
roda (as roda).
"Mobil listrik supersport terkenal dari Amerika
Serikat, Tesla, juga tidak menggunakan girboks,
namun dilengkapi dengan dua gigi percepatan
normal dan sport," catatnya dalam blog resminya.
Jika dikaitkan dengan komentar Dahlan Iskan
tentang Tucuxi yang tidak menggunakan girboks,
selama tidak menggunakan motor yg diletakkan di
roda, maka tetap ada reduksi yaitu diferensial/
gardan.
"Apakah tanpa girboks menyebabkan mobil tidak
dapat berhenti? Jawabnya tentu tidak, girboks
dirancang untuk memindahkan/meneruskan daya
bukan untuk mengurangi kecepatan atau
menghentikan kendaraan, kecuali terdapat piranti
rem yg terintegrasi, misalnya tromol pada girboks
untuk rem tangan," jelasnya.
Maka tetap fokus masalah teknis mestinya tetap
pada sistem rem dan sistem perlambatan, antara
sistem pengereman dan girboks itu merupakan dua
sistem yang terpisah secara fungsi.
Di mobil listrik pengereman sebenarnya bisa
memanfaatkan teknologi regeneratif braking, yaitu
teknologi untuk mengambil energi dari momentum
inersia mobil ketika jalan menurun menjadi energi
listrik yang dapat dikembalikan ke baterai.
"Dalam hal ini beban/tahanan yang menyebabkan
mobil melambat adalah beban pengisian
baterai.Saya tidak tahu apakah Tucuxi
menggunakan teknologi itu. Selama menggunakan
motor listrik jenis AC induksi 3 fasa atau DC
Brushless mestinya regeneratif braking bisa
diaplikasikan," jelasnya.
Jadi lebih baik mobil listrik dengan girboks atau
tanpa girboks? Menurutnya masih perlu penelitian
lebih panjang untuk mengkaji permasalahan-
permasalahan baik secara teknis maupun secara
ekonomis.
"Jangan tergesa-gesa dalam mengambil
kesimpulan, karena di negara ini masih sedikit
insinyur-insinyur yang ahli dalam bidang otomotif
pada umumnya dan mobil listrik pada khususnya,"
ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar