
Jakarta - Bagaimana mengenalkan reksa
dana kepada masyarakat? Apa sih reksa
dana itu? Sesuaikah dengan kondisi
ekonomi saat ini?
Perencana Keuangan dari ZAP Finance Fitri
Oktaviani mencoba menjelaskannya untuk
Anda seperti dikutip detikFinance dari situs
resminya, Kamis (22/8/2013).
Reksa Dana adalah salah satu jenis produk
yang direkomendasikan sebagai komponen
investasi dalam perencanaan keuangan
untuk mencapai tujuan finansial baik jangka
pendek, menengah maupun panjang.
Produk ini direkomendasikan untuk nasabah
retail karena keistimewaannya, yaitu
diversifikasi. Dengan diversifikasi, risiko
investor berkurang karena uang yang
diinvestasikannya disebar ke beberapa
instrumen investasi.
Setiap Reksa Dana merupakan gabungan
dari beberapa jenis aset yang berbeda yaitu
pasar uang, obligasi dan saham dengan
komposisi yang berbeda-beda tergantung
dari jenisnya.
Reksa Dana juga optimal buat investor kecil
karena jumlah minimal investasinya yang
relatif rendah, bahkan ada yang bisa dibeli
mulai dari seratus ribu rupiah saja. Potensi
returnnya yang lebih tinggi dari pada produk
yang lebih dikenal seperti Tabungan dan
Deposito membuat Reksa Dana ideal
sebagai bagian dalam portfolio investasi
anda.
Sayangnya, investor Reksa Dana di
Indonesia belum cukup banyak. Menurut
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) di bulan
Maret 2013, jumlahnya hanya sekitar 161
ribu. Sedangkan jumlah investor Reksa
Dana di Thailand mencapai 2,5 juta dan di
Malaysia mencapai 15 juta orang.
Sedangkan kedua negara ini memiliki
jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit
dari Indonesia.
Padahal tidaklah sulit mengakses Reksa
Dana. Kita bisa membeli Reksa Dana
langsung ke Manajer Investasinya. Manajer
Investasi adalah pihak yang mengelola
dana, yang mengatur portfolio dari aset-aset
yang membentuk suatu Reksa Dana.
Manajer Investasi ini biasanya disebutkan di
bagian awal nama produk Reksa Dana
kelolaannya.
Jangan sampai tertukar antara Manajer
Investasi dengan Bank. Manajer Investasi
adalah PENGELOLA Reksa Dana, sementara
Bank adalah AGEN PENJUAL Reksa Dana.
Jadi walaupun ada Reksa Dana yang
memiliki nama sebuah Bank di depannya,
tolong diingat bahwa Reksa Dana BUKAN
produk Bank yang disebutkan. Tapi
merupakan produk dari Manajer Investasi
yang merupakan anak perusahaan dari Bank
tersebut.
Kelebihan membeli langsung di Manajer
Investasi adalah pengetahuan mengenai
produk Reksa Dana yang dijualnya. Tentu
saja, sebagai pengelola, tim penjualnya pun
memiliki pengetahuan yang memadai untuk
menjelaskan produknya kepada nasabah.
Sedangkan kelemahan membeli langsung di
Manajer Investasi adalah jumlah produknya
terbatas, yaitu hanya Reksa Dana
kelolaannya saja.
Kita juga bisa membeli Reksa Dana di
beberapa Bank. Banyak manajer investasi
yang telah bekerja sama dengan berbagai
Bank sebagai agen penjualnya. Saat ini ada
21 agen penjual efek Reksa Dana yang
terdiri atas Bank lokal dan Bank asing.
Hanya Bank yang telah mendapat izin
sebagai APERD (Agen Penjual Reksa Dana)
yang boleh memasarkan produk investasi
ini.
Kelebihan pembelian melalui Bank adalah
aksesnya yang mudah. Bank-bank yang
telah menjadi agen Reksa Dana memiliki
cabang yang tersebar ke hampir semua
wilayah Indonesia. Bahkan beberapa Bank
memungkinkan nasabahnya untuk membeli
Reksa Dana secara online.
Pembelian Reksa Dana via Bank juga relatif
lebih aman karena biasanya pihak Bank
sebagai agen penjual telah melakukan
seleksi terlebih dahulu terhadap Manajer
Investasi dan produk-produk Reksa Dana
yang dijualnya.
Sementara kelemahan pembelian via Bank
adalah dari sisi keahlian si penjual. Tidak
semua customer service memiliki
pengetahuan yang memadai dan sanggup
menerangkan dengan detail mengenai
semua produk Reksa Dana yang dijual di
Bank nya. Untuk mengatasinya, jangan lupa
meminta prospektus dan fund fact sheet
Reksa Dana sebelum anda membelinya.
Selamat berinvestasi Reksa Dana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar