Petenis Spanyol Rafael Nadal merayakan kemenangannya atas petenis Swiss Stanislas Wawrinka di ATP World Tour Finals di O2 Arena, London, Kamis (6/11). Nadal menang 7-6, 7-6. (REUTERS/Suzanne Plunkett )London (ANTARA News) - Dominasi Rafael Nadal yang bertumbuh atas rival beratnya Roger Federer berlanjut dengan kemenangan 7-5, 6-3 di semifinal ATP World Tour Finals pada Minggu.
Pertandingan ini bukanlah salah satu pertandingan paling dikenang dari 32 rangkaian pertandingan antara mereka, ketika Federer takluk di set kedua untuk membuat Nadal mendapatkan kemenangan pertamanya atas petenis Swiss itu di lapangan tenis dalam ruangan.
Nadal takluk 3-6, 0-6 dari Federer di O2 Arena dua tahun silam, namun pada Minggu permainan bertenaganya terbukti terlalu kuat bagi petenis Swiss itu, yang harus bermain selama lebih dari dua jam untuk mengalahkan Juan Martin del Potro pada Sabtu.
Federer memiliki peluang-peluangnya, terutama ketika ia menggenggam beberapa break point pada set pembuka, namun setelah menyamakan kedudukan menjadi 5-5 berkat keberhasilan mematahkan serve Nadal untuk pertama kalinya ia tidak pernah terlihat ingin menaklukkan sang petenis peringkat satu dunia.
"Pada set pertama, ia bermain sangat baik. Ia lebih dekat daripada saya untuk mendapatkan break. Sampai 4-4, ia bermain lebih baik daripada saya," kata Nadal, yang hanya terpaut satu kemenangan lagi untuk melengkapi satu-satunya kolom kosong pada daftar riwayat hidupnya, kepada para pewarta.
Tahun ini berpeluang memiliki grand final dengan dua petenis dominan di dunia yang bertemu pada Senin, meski juara bertahan dan petenis peringkat dua dunia Novak Djokovic masih harus melewati Stanislas Wawrinka di semifinal kedua pada Minggu malam.
Satu-satunya peluang Federer untuk membubuhkan otoritasnya pada Nadal terjadi pada game keenam.
Pada break point ia menghadapi bola pendek pada sisi forehandnya, namun pukulan yang telah memberinya banyak gelar kali ini tidak akurat dan ia melihat bola melambung melewati baseline.
"Saya bergerak untuk itu ketika saya mendapat peluang untuk break point pada set pertama. Mungkin saya seharusnya tidak melakukannya, namun saya melakukannya. Tidak ada penyesalan untuk itu, saya rasa," kata Federer kepada para pewarta.
"Saya hanya kesulitan untuk tetap konsisten sepanjang pertandingan, dan itu sebabnya ia layak menang. Ia lebih baik pada hari ini."
Federer menawarkan harapan kepada para penggemarnya ketika Nadal melepaskan serve untuk set pertama, memenangi sejumlah pertukaran pukulan di baseline pada skor 15-30 dengn pukulan forehand akurat.
Federer kemudian bangkit dan meapatkan genggamannya ketika pukulan forehand Nadal membuat Federer dapat berbalik melakukan break.
Bagaimanapun, saat Nadal kelihatan akan kesulitan, Federer melakukan kesalahan ganda saat melakukan serve di game berikutnya dan Nadal kemudian melepaskan pukulan forehand saat ia melakukan break yang menentukan.
Nadal tidak melakukan kesalahan saat skor 6-5, memenangi empat straight points untuk meletakkan satu kakinya di final.
Ketika pukulan forehand Nadal mengenai net pada break point di kedudukan 2-2, keyakinan mulai pudar bagi petenis 32 tahun itu dan pertandingan segera usai saat Nadal memperpanjang rekor kemenangannya atas juara Grand Slam 17 kali itu menjadi 22-10.
"Ini merupakan cara sempurna untuk mengakhiri salah satu musim terbaik di karir saya, untuk memiliki kesempatan memenangi gelar yang tidak pernah saya menangi," kata Nadal, yang telah memenangi segalanya di dunia tenis selain turnamen penutup musim, di lapangan, demikian Reuters.
(H-RF)
View the original article here