Selasa, 02 April 2013

Jangan lagi upgrade motor baru tapi performa malah downgrade

Beberapa kasus pembaharuan motor oleh pabrikan malah bikin blunder dengan ngemposnya tenaga (disamping modelnya yang ga sesuai selera pasar) , makin merana karena motor itu basisnya adalah motor lama yang hanya ganti kosmetik saja. Bukan hanya itu motor gen baru malah lebih berat. SF ambil contoh dari 2 pabrikan besar yakni Honda dan Yamaha. Yamaha punya scorpio yang awalnya digadang-gadang menggantikan nama besar RX -King, lambat laun model yang awalnya segaris dengan si Cobra bertransformasi jadi motor turing, tenaganya malah disunat dari. Yang awalnya 19ps jadi 18.2ps! Soal berat susah cari data sebanding nemunya diinternet scorpio lawas berat kosong 125 kg dan Scorpio baru berat isi 141kg. Penjualannya merana tetap ga bisa menyaingi tiger (yang sebenernya juga mulai ditinggalkan). Contoh kedua Honda punya tiger, generasi awal 1994 hingga sekarang hanya ganti kosmetik doank ,power turun dari 17.4 ps jadi 16.7 ps berat malah naik dari 125 kg jadi 138kg. Dari beberapa literatur yang SF dapat penurunan tenaga ini untuk mengejar efisiensi (misal perubahan ukuran spuyer yang lebih kecil) serta alat penekan polusi (catalyc converter). Harusnya update motor bikin motor makin mempunyai value lebih bukan malah bikin drop performa. Masak yang dipikirkan dari segi kosmetik doang! Untuk bebek dan light sport dah betul tuh langkahnya, dari karbu naik jadi injeksi, dari injeksi di atur ulang hingga tenaga naik…. model direfresh, performa juga meningkat.. cocok kan? masak untuk sport 200cc keatas tenaga malah disunat, padahal di segmen sport yang sempit ini besar juga power mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Jika mesin sudah dianggap ketinggalan lagi ga bisa upgrade lagi yo wiss ditinggalkan saja, ganti total sama yang baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar